Sponsors

Rabu, 25 Desember 2013

Mengerikan! Hampir 100 Wanita Diperkosa di Dataran Tahrir

3 Jul 2013

 
Aksi demo di Dataran Tahrir, Kahirah(Reuters)
Kairo, - Mengerikan! Hampir 100 wanita menjadi mangsa pemerkosaan yang bermaharajalela di Dataran Tahrir, Kahirah, Mesir selama empat hari aksi demo antipemerintah.

Hal tersebut disampaikan organisasi HAM, Human Rights Watch (HRW) yang berbasis di New York, Amerika Syarikat seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (3/7/2013).

"Massa melakukan serangan seksual dan dalam sejumlah kes memperkosa setidaknya 91 wanita di Dataran Tahrir... di tengah iklim kekebalan dari undang-undang," demikian disampaikan HRW dalam statemennya.

HRW menyebutkan angka tersebut diperoleh dari kelompok antikejahatan seks Mesir, Egyptian Operation Anti-Sexual Harassment/Assault, yang membuka nombor hotline bagi para mangsa kejahatan seks. Disebutkan bahawa pada   30 Jun  lalu dilaporkan ada 46 kes pemerkosaan, 17 kes pada Isnin, 1 Julai dan 23 kes serupa pada Selasa, 2 Julai waktu setempat.

Menurut kelompok hak-hak wanita lainnya, Nazra for Feminist Studies, ada lima kes pemerkosaan ketika demonstrasi pada Jumaat, 28 Jun  waktu setempat.

HRW menyerukan pegawai-pegawai dan para tokoh politik Mesir untuk mengutuk dan segera mengambil langkah-langkah untuk menanggulangi tingginya angka kekerasan seksual di Dataran Tahrir yang menjadi ikon Kahirah  itu.

"Maraknya serangan seksual selama aksi demo di Dataran Tahrir menekankan kegagalan pemerintah dan semua parti politik dalam menghadapi kekerasan yang dialami kaum wanita di Mesir setiap hari di tempat-tempat publik," cetus Joe Stork, wakil direktur HRW untuk Timur Tengah.

"Ini kejahatan serius yang menahan wanita untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan publik Mesir ketika titik kritis perkembangan negara," imbuhnya.

Menurut HRW, beberapa wanita terpaksa menjalani pembedahan usai mengalami pemerkosaan itu. "Mereka dipukul  dengan rantai logam, kayu dan kerusi-kerusi, dan diserang dengan pisau," demikian statemen HRW.

Beredarberita angin  bahawa pemerkosaan itu dilakukan para preman yang memanfaatkan ketiadaan anggota keselamatan di lokasi dan mereka yakin akan terlepas dari jeratan undang-undang. Namun sejumlah pihak mengatakan, kejahatan-kejahatan seks itu merupakan usahaa terorganisir untuk mencegah kaum wanita ikut berdemo dan untuk merosak imej demonstrasi antipemerintah.  detikNews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar